LDR: JAUH DI MATA DEKAT DI HATI
Terbanglah Menjemput Cinta
Sejatimu...
Menjalin cinta dengan
kekasih yang berada di dekat kita mungkin hal biasa. Kita bisa sering bertemu
dan bertatap muka. Bisa langsung mengetahui keadaan si dia, melihat ekspresi
wajah, senyum manis, dan gerak tubuhnya secara langsung. Kita bisa pergi
bersama untuk membina keakraban. Namun akan lain ceritanya jika kekasih atau
pasangan kita berada jauh dari tempat tinggal kita dan tidak bisa bertemu
seintens jika jarak tak lagi memisahkan. Demikian juga dengan keadaan pasangan
suami istri yang terpisah oleh jarak yang membentang, mungkin karena alasan
pekerjaan, tugas dinas, dan lain-lain. Tentu ini membutuhkan sesuatu yang
berbeda.
LDR atau Long Distance
Relationship tak bisa dihindari sering terjadi di antara kita. Jalinan
cinta jarak jauh ini mewarnai kisah cinta umat manusia, meski tidak semua orang
mengalaminya. Beberapa pasangan mungkin akan kesulitan membina hubungan cinta
yang serius atau menjalani kehidupan rumah tangga dengan orang yang berada jauh
dari kita. Mungkin terpisah gunung, lembah, laut, bahkan samudera. Jarak yang
membentang memisahkan dua insan yang saling mencinta. Cinta pun terpendam dalam
dada.
Jika jarak memisahkan,
apakah itu menjadi penghalang bersatunya dua hati yang saling mencintai? Tentu
tidak! Banyak pasangan yang telah membuktikan keseriusan cintanya, sehingga
meskipun jarak memisahkan, meskipun hidup di pulau bahkan benua yang berbeda,
mereka bisa memperjuangkan cintanya hingga ke pelaminan.
Kenapa mau dengan si dia
yang jauh? Kenapa tidak dengan yang dekat saja (tempat tinggalnya)? Begitu
mungkin pertanyaan yang sering saya dengar. Habis harus bagaimana lagi… ketemunya
yang jauh, hehehe… Kalau hati sudah klik (cocok dan yakin) maka jarak yang jauh
tidak akan menjadi masalah. Betul nggak?
Apakah tidak ada masalah
jika kita membina hubungan cinta jarak jauh? Tentu banyak masalah yang akan
timbul. Bertengkar, cemburu, curiga, kangen, dan sebagainya—merupakan bumbu
dalam sebuah proses menjalin hubungan yang serius. Bahkan kalau kangen bisa
sampai demam karena tidak bisa langsung bertemu. Demam yang ini jelas sekali
penyebabnya, yakni nyamuk malarindu tropikangen, hehehe… Betul sahabat
pembaca, ini benar-benar terjadi. Tidak percaya? Tanya saja pada si dia yang
jauh di sana .
Tapi jangan bilang-bilang dari saya ya… karena bisa-bisa saya ditimpuk pakai
tiang listrik karena membocorkan yang satu ini. Buuuuk! Saya bisa langsung
tewas, ha..ha..ha…
LDR bisa bertahan memang
dengan mengandalkan kepercayaan. Percaya bahwa si dia akan setia dan
sungguh-sungguh dalam menjalin hubungan sampai bisa bersatu. Itu semua bisa
terjadi jika kita memiliki komitmen yang kuat dengan pasangan kita. Komitmen
itu pun bisa terbentuk karena adanya cinta yang tulus, kesamaan tujuan ke
depan, dan saling pengertian. Pengertian akan keadaan masing-masing dan saling
menerima apa adanya. Dan nantinya salah satu harus ada yang mau mengalah untuk
meninggalkan kampung halaman, karena tidak mungkin setelah menikah tinggalnya
di dua kota
yang berjauhan secara bergantian.
Apa pun yang menjadi
penghalang, jika kita dan si dia sudah memiliki tekad yang kuat untuk berjuang
bersama membina rumah tangga dengan mengharap ridlo dan pertolongan-Nya, pasti
semua bisa diatasi. Jika kita harus bertengkar karena salah paham, pasti tidak
akan sampai berpisah. Untuk itu, komunikasi yang baik harus selalu dipelihara
agar semua masalah yang ada bisa dibicarakan dan dicarikan solusi
bersama. Yang tidak boleh kita lakukan adalah berkhianat! Ah, tapi kan si dia jauh… tidak
mungkin tahu jika kita selingkuh. Dia mungkin tidak tahu, tapi Tuhan Maha Tahu.
Kita mungkin bisa membohongi pasangan kita, tapi kita tidak mungkin bisa
membohongi hati nurani kita sendiri. Apakah jika kita tidak jujur dengan
pasangan kita, dia layak mencintai kita? Atau kita ini layak untuk dicintai?
Menyakiti hati secara sengaja orang yang dengan tulus mencintai kita sangatlah
tidak terpuji. Untuk itu, kejujuran masing-masing pasangan sangat dibutuhkan.
LDR, meski jauh di mata,
namun dekat di hati. “Itu yang namanya cinta”, demikian kata teman saya. Cinta
memang tidak memandang jarak dan waktu. Paling tidak itu cinta sederhana yang
bisa kita miliki. Cinta yang seolah bisa menembus batas ruang yang memisahkan
dua hati. Cinta yang layak kita perjuangkan untuk kebahagiaan hidup di dunia
ini, dan ladang untuk meraih kebahagiaan di akhirat nanti.
“Selama jantungku masih
berdetak, selama itu pula engkau milikku. Selama darahku masih mengalir,
cintaku pasti tak kan
pernah berakhir…”, demikian cuplikan syair lagu “Arti Cinta” yang pernah
dilantunkan Ari Lasso.
Komentar
Posting Komentar